Memadukan AI dalam Pembelajaran untuk Generasi Z

Apa itu AI dalam konteks pendidikan?
AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan dalam konteks pendidikan mengacu pada penggunaan teknologi kecerdasan buatan, seperti pembelajaran mesin (ML) dan pemrosesan bahasa alami (NLP) untuk meningkatkan pengalaman belajar. Ini melibatkan penggunaan algoritma yang menganalisis data, mengidentifikasi pola, dan membuat prediksi, memungkinkan pendidik untuk mempersonalisasi pembelajaran untuk setiap siswa.
Manfaat dan tantangan AI dalam pendidikan
Manfaat potensial menggunakan AI dalam pendidikan sangat signifikan, seperti hasil siswa yang lebih baik, peningkatan efisiensi, menghemat waktu guru, dan memberikan umpan balik yang lebih akurat [1].
Namun, ada juga tantangan yang terkait dengan penggunaan AI dalam pendidikan, seperti masalah privasi dan keamanan, kurangnya kepercayaan, potensi bias [2], etika, dan potensi kurangnya interaksi manusia di ruang kelas [3][4].
Terlepas dari tantangan ini, integrasi AI dalam pendidikan menjanjikan untuk mengubah pengajaran dan pembelajaran. Ini dapat membuka kekuatan pembelajaran yang dipersonalisasi, meningkatkan sumber daya instruksional, mengembangkan lingkungan belajar yang ditingkatkan teknologi baru, mengurangi beban kerja pendidik, dan memberi siswa kesempatan untuk merancang dan mengembangkan pengalaman belajar mereka [5].
Rujukan:[1] Harry, A. (2023). Role of AI in education. Interdiciplinary Journal and Hummanity (INJURITY), 2(3), 260–268. https://doi.org/10.58631/injurity.v2i3.52
[2] Shrungare, J. (2023). AI in education. XRDS: Crossroads, The ACM Magazine for Students, 29(3), 63–65. https://doi.org/10.1145/3589657
[3] Anekal, N C, A., Kumar, N., M, N., & V, S. (2023). Leveraging artificial intelligence in education: Transforming the learning landscape. International Research Journal of Computer Science, 10(05), 192–196. https://doi.org/10.26562/irjcs.2023.v1005.16
[4] Latif, E., Mai, G., Nyaaba, M., Wu, X., Liu, N., Lu, G., Li, S., Liu, T., & Zhai, X. (2023). AGI: Artificial general intelligence for education (arXiv:2304.12479). arXiv. https://doi.org/10.48550/arXiv.2304.12479
[5] Rizvi, M. (2023). Exploring the landscape of artificial intelligence in education: Challenges and opportunities. 2023 5th International Congress on Human-Computer Interaction, Optimization and Robotic Applications (HORA), 1–13. https://doi.org/10.1109/HORA58378.2023.10156773
Apa saja contoh aplikasi AI dalam pendidikan?
| No | Aplikasi | URL | Fungsi |
|---|---|---|---|
| 01 | ChatGPT | https://chat.openai.com | menemukan analogi, menyederhanakan materi, mengetahui miskonsepsi, dlsb. |
| 02 | Curipod | https://curipod.com | membuat presentasi interaktif (materi, kuis, ice breaking, refleksi, dll.) |
| 03 | Diffit | https://diffit.me | menyusun materi (dari URL, YouTube, PDF), ringkasan, glosarium, kuis pilihan ganda, esai |
| 04 | MagicSchool | https://app.magicschool.ai | merekomendasikan RPP, PjBL, rubrik, aktivitas kelompok, kasus dunia nyata, dlsb. |
| 05 | Kahoot | https://kahoot.com | membuat kuis dari prompt atau file PDF |
| 06 | Quizizz | https://quizizz.com | membuat kuis dari URL, YouTube, file PDF |
| 07 | Brisk | https://www.briskteaching.com | membuat RPP, kuis, rubrik, memberi feedback tugas essai berdasarkan rubrik |
| 08 | Canva | https://canva.com | generate gambar (dari imajinasi ke realita) |
| 09 | Mathigon | https://mathigon.org | buku teks interaktif dan tutor virtual personal untuk konsep-konsep matematika |
| 10 | Lessonlab | https://lessonlabai.com | chatting dengan tokoh sejarah dunia |
Salindia materi
Berikut ini adalah salindia materi yang dipaparkan pada Talk Show "Inovasi Pembelajaran Berbasis Al" yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas PGRI Madiun di Graha Cendekia UNIPMA pada Selasa, 5 Maret 2024
Memadukan AI dalam Pembelajaran untuk Generasi Z oleh Eric Kunto AribowoApakah AI akan menggantikan guru?
Jack Dougall, seorang guru geografi, baru-baru ini melakukan sebuah eksperimen bersama anak didiknya di kelas 8. Alat yang menjadi pusat dari eksperimen ini bukanlah sebuah globe, peta, atau atlas, melainkan ChatGPT, model bahasa kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI.
Tugas yang ia berikan untuk kelas tersebut sederhana: Gunakan ChatGPT untuk menjelaskan efek prediksi dari perubahan iklim. Reaksi awal mereka sama-sama menghibur dan mengungkapkan bagaimana mereka memandang penggunaan AI dalam pembelajaran mereka sendiri. Sorak-sorai "Itu curang!" dan "Kita tidak diizinkan melakukan itu!" bergema di dalam kelas.
Namun, ia meyakinkan kepada para siswa bahwa untuk PR ini, mereka bebas untuk "mencontek" sebanyak yang mereka inginkan. Namun dengan satu syarat, di bawah jawaban yang mereka salin dan tempel, mereka harus menyalin dan menempel instruksi atau pertanyaan (prompt) yang mereka ketik ke dalam ChatGPT. Mereka diberi waktu satu minggu.
Hasilnya sangat menakjubkan. Siswa secara umum terbagi menjadi tiga kategori.
- Kategori 1. Kelompok ini termasuk mereka yang waspada terhadap teknologi, yang memperlakukan ChatGPT seperti mesin pencari. Mereka memasukkan pertanyaan, "Apa efek prediksi dari perubahan iklim?" dan keluarlah tanggapan yang panjang dan kompleks yang mereka tidak baca atau pahami.
- Kategori 2. Kelompok ini menariknya termasuk sebagian besar siswa yang paling rajin dan berprestasi dalam kelas. Mereka sedikit lebih berani dan menyempurnakan pertanyaan mereka. Mereka mengetikkan, "Jawab seolah Anda adalah seorang siswa kelas 8 dalam kurang dari 100 kata." Siswa-siswa ini menerima tanggapan yang bisa mereka baca dan pahami.
- Kategori 3. Mereka adalah pembelajar nakal, penanya, pendebat, penantang yang cerdas dan rajin. Mereka ini, mendapatkan hasil yang paling menarik. Mereka "berbicara" dengan AI, mempertanyakan dan membantahnya. Mereka menyempurnakan prompt mereka dan terlibat dalam dialog dengan AI, menghasilkan dua halaman "percakapan" yang menarik, disertai informasi yang ringkas dan mudah dipahami.
Perbedaan AI dan kecerdasan manusia
Setidaknya ada 8 kategori yang menyoroti keterbatasan AI dalam pendidikan:- Keterampilan Emosional dan Interpersonal: Guru memiliki ikatan emosional dan keterampilan interpersonal yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi siswa. Guru dapat memahami, berempati, dan memotivasi siswa dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh AI.
- Keterampilan Pedagogis: Guru dapat memberikan konteks dunia nyata, mendorong rasa ingin tahu, mengembangkan debat dan kerja sama, serta mengelola konflik dengan lebih efektif daripada AI.
- Pengembangan Kompetensi Holistik: Guru dapat membantu dalam mengembangkan adaptabilitas, berpikir kritis, kreativitas, keterampilan hidup, dan lainnya dengan lebih efektif daripada AI.
- Pertimbangan Etika dan Moral: Ada banyak pertimbangan etis terkait dengan penggunaan AI dalam pendidikan, dan guru sering berperan dalam membimbing nilai moral dan etika siswa.
- Dukungan yang Dipersonalisasi: Guru dapat memberikan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, termasuk manajemen perilaku, dukungan bagi siswa berkebutuhan khusus, dan komunikasi dengan orang tua.
- Keterlibatan Komunitas dan Kewarganegaraan: Guru mendorong keterlibatan komunitas dan kewarganegaraan pada siswa, yang mungkin sulit dilakukan oleh AI.
- Mentor Karir dan Pribadi: Guru dapat memberikan bimbingan karir dan mentor pribadi kepada siswa, sementara AI mungkin tidak dapat memberikan wawasan dan bimbingan pribadi yang sama.
- Pendidikan Fisik (olahraga) dan Seni: Guru memainkan peran penting dalam pendidikan fisik, olahraga, serta ekspresi dan apresiasi seni, yang sulit digantikan oleh AI.
Best Practice penggunaan AI
- Pastikan untuk memeriksa Bias dan Akurasi Informasi: AI kadang-kadang menghasilkan konten yang bias atau tidak akurat. Selalu periksa dua kali sebelum membagikannya kepada siswa.
- Pendekatan 80-20: Gunakan AI untuk drafting pekerjaan awal, tetapi pastikan untuk menambahkan sentuhan akhir dari wawasan dan pengetahuan Anda, memeriksa bias dan akurasi, dan menyesuaikan secara tepat untuk 20% sisanya.
- Penilaian Anda Penting: Lihat konten yang dihasilkan AI sebagai titik permulaan, bukan sebagai solusi akhir. Selalu patuhi pedoman yang ada di sekolah Anda.
- Ketahui Batasannya: Pengetahuan AI kita berhenti pada tanggal pelatihan terakhirnya, jadi topik-topik terbaru mungkin tidak diketahui atau dikenalinya.
- Lindungi Privasi: Jangan berikan informasi pribadi siswa seperti nama atau alamat. Segera hapus informasi yang secara tidak sengaja dikirimkan.
Penutup
Dalam mengakhiri artikel ini, kita menyadari pentingnya memahami peran AI dalam pendidikan. Dengan memanfaatkannya secara bijaksana, kita dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih efektif dan inklusif bagi semua siswa. Ayo terus eksplorasi dan terbuka terhadap inovasi untuk membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik.
1 komentar