Ingin mendapatkan informasi terkini langsung ke WhatsApp Anda? Ikuti Channel saya!

Begini Cara Mengubah Hasil Penelitian menjadi Buku dengan 6 Langkah

Selain artikel, buku merupakan salah satu luaran penelitian yang diharapkan pemberi dana. Berikut kiat-kiat menyusun buku dari hasil penelitian.

Kredit Gambar: StartupStockPhotos dari Pixabay


Pernahkah Anda mengubah hasil penelitian Anda menjadi sebuah buku? Para dosen yang belum pernah melakukannya, wajib mencobanya sendiri secara langsung. Karena faktanya, menyusun buku dari hasil penelitian tidak serumit yang dibayangkan. Di samping itu, dengan menerbitkan hasil penelitian Anda menjadi buku, branding diri dan popularitas Anda sebagai penulis otomatis akan meningkat.

Di awal, prosesnya mungkin akan terasa sulit. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu maka akan terasa semakin mudah. Apalagi jika Anda telah memahami tip-tipnya, tentu prosesnya akan semakin cepat.

Pentingnya Mengubah Hasil Penelitian Menjadi Buku

Hal pertama yang perlu dipahami adalah pentingnya proses mengubah hasil penelitian menjadi buku. Proses awal tentunya dimulai dari pelaksanaan aktivitas tridarma, yakni penelitian. Setelah hasil penelitian didapatkan, lazimnya tim peneliti akan menuangkan hasil temuannya ke dalam artikel ilmiah.

Artikel ilmiah ini nantinya akan diterbitkan oleh para penulis di jurnal-jurnal ilmiah, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Menariknya, proses penyebarluasan hasil penelitian tidak hanya terbatas pada jurnal ilmiah. Sebab, artikel ilmiah ini sebenarnya dapat diubah menjadi naskah buku yang kemudian diterbitkan melalui penerbit resmi. Tidak hanya artikel ilmiah, mengubah hasil penelitian menjadi buku juga bisa dilakukan dari skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan lain sebagainya.

Dalam proses mengubah isi hasil penelitian menjadi naskah buku, setiap penulis mungkin akan dihadapkan dengan tantangan tersendiri. Mulai dari struktur isi, gaya bahasa, jumlah halaman, dan ketentuan lain yang memang berbeda-beda dari setiap ketentuan penerbit. Lantas, jika sulit mengapa dosen perlu melakukannya?

Terdapat beberapa alasan mengapa proses konversi bentuk karya tulis ilmiah tersebut penting untuk dilakukan. Berikut beberapa keuntungan yang akan didapatkan jika Anda mengubah hasil penelitian Anda menjadi sebuah buku:

  • memperluas jangkauan pembaca sebab buku menyasar masyarakat luas (tidak hanya masyarakat ilmiah atau akademisi sebagaimana pada jurnal, skripsi, dan sejenisnya);
  • memperluas manfaat hasil penelitian, semakin banyak yang membaca buku berisi hasil penelitian maka semakin banyak pembaca yang memanfaatkan isinya;
  • mendapatkan manfaat akademik khususnya terkait pengembangan karir dosen, misalnya dalam urusan kenaikan jabatan fungsional akademik sebab angka kredit untuk buku terbitan dosen cukup tinggi (mulai 20 hingga 40 AK);
  • memperoleh manfaat finansial karena penulis buku akan mendapatkan royalti dari penjualan buku per 6 bulan sekali. Berbeda dengan artikel jurnal maupun karya tulis ilmiah lainnya yang tidak memberi pemasukan ekonomi sama sekali meskipun karya telah dipublikasikan;
  • menjadi salah satu bukti kepakaran sebab tidak semua orang bisa menulis buku kecuali mereka yang sudah ahli atau pakar di bidangnya. Dosen yang telah berhasil menerbitkan buku maka telah sukses membuktikan kepakarannya di bidang yang dia tekuni.

Cara Mengubah Hasil Penelitian Menjadi Buku

Setelah memahami keuntungan dan manfaat dari mengubah hasil penelitian menjadi buku, pasti terbesit di benak Anda pertanyaan "bagaimana cara melakukannya"? Pada dasarnya tahap mengubah suatu hasil penelitian menjadi naskah buku tidak berbeda dengan menulis buku mulai dari nol.

Logikanya, tentunya proses ini lebih mudah karena bahan inti dari apa-apa yang akan Anda tulis sudah termuat di artikel hasil penelitian. Hanya saja, memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pengembangan ide menjadi bab-bab dalam buku. Berikut adalah 6 langkah yang dapat Anda ikuti:

Pertama, Penyesuaian dengan Struktur Umum Naskah Buku

Tahap pertama adalah Anda perlu memahami terlebih dahulu perbedaan struktur isi (sistematika) antara artikel ilmiah dengan buku. Artikel ilmiah lazimnya terdiri dari bagian awal hingga bagian akhir yang biasanya terdiri dari Introduction, Methods, Results, dan Discussion (IMRaD). Sementara itu, buku dapat mencapai belasan bab.

Bagian artikel yang memiliki peluang terbesar untuk dikembangkan adalah Results dan Discussion. Kedua bagian inilah yang nantinya dapat Anda kembangkan menjadi beberapa bab. Tentunya, hal ini akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penulis.

Pengembangan ide ini bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian dengan mendetail dan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dibanding artikel jurnal. Sebab bagaimanapun juga, buku memiliki target pembaca masyarakat luas, bukan hanya masyarakat ilmiah.

Kedua, Membuat Kerangka Tulisan

Tahap kedua yang harus disiapkan dalam mengubah hasil penelitian menjadi buku adalah membuat kerangka tulisan. Kerangka ini dapat dikembangkan dari semua bagian yang ada di artikel ilmiah menjadi beberapa bab tambahan di dalam naskah buku.

Jika kerangka tulisan sudah terwujud maka proses berikutnya adalah menulis dan mengisi kerangka tulis tersebut dalam rangka pengembangan isi dan pembahasan. Anda dapat menjelaskan secara detail dengan disesuaikan jadwal khusus dalam rangka penulisan naskah buku tersebut.

Ketiga, Punya Komitmen untuk Menulis Buku

Tahap ketiga adalah memiliki komitmen. Menulis buku dapat menghabiskan waktu lebih lama jika dibanding dengan menulis artikel ilmiah. Hal ini dapat terjadi karena jumlah bab yang berbeda dan keharusan dalam menyederhanakan gaya bahasa yang digunakan.

Meskipun akan menghadapi kesulitan, usahakan tidak menyerah di tengah jalan. Kuncinya adalah yakin bahwa naskah buku dari hasil mengubah hasil penelitian menjadi buku tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Kemudian, jangan lupa sediakan waktu khusus dan berkomitmen tinggi dengan waktu yang telah ditetapkan tersebut agar hanya digunakan untuk menulis. Jika Anda melakukannya secara rutin setiap hari untuk menulis maka dalam sebulan setidaknya kemajuan naskah buku Anda telah mencapai lebih dari 30 halaman.

Keempat, Mengubah Judul

Tahap berikutnya adalah mengubah judul. Mengapa ini perlu dilakukan? Sebab judul di dalam karya tulis ilmiah non-buku cenderung kaku, sekedar menyampaikan informasi isi secara sekilas dan padat. Sementara itu, judul pada buku memiliki prinsip yang sedikit berbeda.

Bagi sebuah buku, judul adalah jendela untuk menyampaikan isi buku sekaligus menggugah minat seseorang untuk membaca kemudian membelinya. Maka, selain informatif judul buku juga harus mengandung unsur promosi sehingga harus dibuat semenarik mungkin bagi pembaca. Beberapa strategi yang dapat Anda lakukan antara lain:

  • mencantumkan topik utama, yakni menuliskan inti dari naskah buku tersebut mengenai apa;
  • membuat judul lebih spesifik, misalnya membahas mengenai materi dasar atau lanjutan, untuk pemula atau mahir, dan sejenisnya;
  • menambahkan power word yaitu kata-kata yang mampu mendorong rasa penasaran, misalnya rahasia, ampuh, efektif, dan sebagainya.
  • membuat judul menjadi lebih unik, misalnya menyebut buku yang dibuat sebagai “kitab sakti”, contoh dalam judul: Kitab Sakti Belajar PowerPoint, 30 Hari Lancar Public Speaking!

Kelima, Melakukan Penyuntingan dan Editing Mandiri

Jika naskah Anda telah selesai ditulis, jangan lupa untuk membacanya berulang kali sebagai proses penyuntingan dan editing mandiri. Tujuannya adalah untuk menemukan adanya kesalahan tata tulis, pemilihan diksi yang kurang tepat, dlsb. Ini dilakukan agar Anda dapat segera melakukan revisi tanpa harus menunggu proses editing yang dilakukan penerbit.

Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk merapikan naskah tersebut sehingga lebih enak dan nyaman dibaca. Naskah yang rapi dan minim kesalahan akan lebih mudah diterima redaksi penerbit sekaligus mempermudah pekerjaan editor.

Keenam, Mengirimkan Naskah ke Penerbit yang Tepat

Tahap akhir adalah mengirimkan naskah buku tersebut ke penerbit. Diperlukan kecermatan dalam memilih penerbit yang tepat. Penerbit dikatakan tepat jika bekerja profesional dan merupakan penerbit resmi yang kredibilitasnya terjamin. Jika Anda seorang dosen atau peneliti, pastikan penerbit yang Anda tuju adalah penerbit yang menjadi anggota IKAPI. Ini dilakukan untuk menghindari kinerja dosen yang dianulir oleh Tim PAK dan/ asesor BKD karena tidak sesuai syarat atau ketentuan yang berlaku. 

Layanan Parafrase Terpercaya

Jika Anda merasa penjelasan mengenai tata cara mengubah hasil penelitian menjadi buku di atas masih tergolong rumit dan susah untuk dipraktikkan; atau mungkin alokasi waktu yang Anda sediakan belum tersedia dengan baik; ada alternatif lain yang bisa Anda pertimbangkan. Anda dapat memanfaatkan jasa parafrase atau jasa mengubah naskah ilmiah menjadi naskah buku secara profesional. Layanan parafrase ini disediakan oleh Penerbit Deepublish.

Layanan parafrase Penerbit Deepublish akan dikerjakan oleh tim ahli. Pemilik naskah akan mendapatkan fasilitas tambahan seperti pendampingan intensif, prioritas proses penerbitan, proofreading terpercaya, dan masih banyak pilihan paket layanan lain yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Dengan layanan mengubah hasil penelitian menjadi buku dari Penerbit Deepublish, para dosen dapat lebih fokus melaksanakan tridarma. Sementara itu, untuk proses konversi hasil penelitian menjadi buku dapat diserahkan kepada tim profesional Penerbit Deepublish.

Dosen, kadang ngerjain riset, kadang ngisi acara atau pelatihan, namun seringnya berimajinasi.