Ingin mendapatkan informasi terkini langsung ke WhatsApp Anda? Ikuti Channel saya!

Mengapa Proposal Skripsiku Ditolak?

Apa perbedaan proposal dengan lapporan penelitian? Apa saja yang harus dituangkan dalam proposal? Apa saja kesalahan umum yang sering terjadi?


Dalam proposal penelitian, tujuannya utamanya adalah untuk mempresentasikan rencana penulis terhadap penelitian yang ingin mereka lakukan. Untuk memiliki penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing atau program studi, calon sarjana biasanya diminta untuk menyusun proposal penelitian dari topik yang mereka minati. Pada beberapa kasus, proposal penelitian (beserta laporannya) merupakan bagian wajib yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat dalam mendapatkan gelar akademik.

Apa saja tahapan-tahapan dalam penelitian?

Sebelum berbicara jauh tentang proposal penelitian, ada baiknya kita lihat telebih dahulu proses atau tahapan-tahapan yang akan kita lalui saat melakukan penelitian. Penulisan proposal merupakan salah satu bagian dari proses panjang penelitian. Setidaknya, dari pengalaman saya melakukan penelitian berikut adalah tahapan-tahapan yang akan kita lalui.
  1. Identifikasi masalah 
  2. Review literatur yang relevan 
  3. Formulasi masalah 
  4. Penulisan proposal penelitian 
  5. Menentukan metodologi penelitian 
  6. Pemilihan sampel dan persiapan instrumen dan alat pengumpulan data 
  7. Pengumpulan data 
  8. Analisis dan interpretasi data 
  9. Penulisan laporan penelitian 

Apa tujuan penulisan proposal penelitian?

Jika kita telah sampai pada tahap formuliasi masalah, tentunya kita akan menuliskan ide-ide ke dalam sebuah proposal. Penulisan proposal penelitian setidaknya memiliki tujuan sebagai berikut.

  1. Untuk mengusulkan proyek penelitian yang akan menghasilkan kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan.
  2. Untuk merumuskan rencana rinci proyek penelitian, termasuk pendekatan metodologis dan kerangka teoretis.
  3. Untuk memastikan bahwa penelitian yang diusulkan dapat dicapai dalam waktu yang dibutuhkan dan dengan sumber daya yang tersedia.
  4. Untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki keahlian dan pengalaman yang memadai untuk melakukan proyek tersebut.

Apa perbedaan proposal penelitian dengan laporan penelitian?

Dalam proses penelitian, kita akan menuliskan ide-ide dan temuan kita ke dalam tulisan; proposal penelitian dan laporan penelitian. Keduanya akan selalu lahir ketika sebuah penelitian dijalankan. Lalu, apa perbedaan keduanya?

Proposal penelitian

  • Menjelaskan apa yang akan peneliti lakukan dan alasan mengapa dia melakukannya 
  • Ditulis sebelum penelitian dilakukan 
  • Terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, dan metodologi 
  • Ditulis dengan lebih ringkas 

Laporan penelitian

  • Menjelaskan apa yang telah peneliti lakukan dan hasil yang dia capai 
  • Ditulis saat proyek penelitian selesai 
  • Terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, temuan, analisis, hasil dan pembahasan, simpulan, rekomendasi, dan daftar pustaka 
  • Lebih panjang daripada proposal penelitian

Apa saja informasi yang harus muncul pada proposal penelitian?

Anda dapat menggunakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam menyusun setiap bagian dari proposal penelitian Anda. Semakin detil dan rinci penjelasan Anda, maka proposal Anda niscaya akan semakin siap dan matang. 

Daftar pertanyaan ini saya adaptasi dari: London Borough of Richmond upon Thames. 2006. Principles of Good Research & Research Proposal Guide. Klik di sini untuk mengakses sumber aslinya.

Latar Belakang

  • Mengapa penelitian ini penting? 
  • Apa saja penelitian lain yang pernah dilakukan di bidang ini? 
  • Bagaimana penelitian ini akan menambah pengetahuan di bidang ini? 
  • Apa yang ingin Anda cari tahu? 
  • Apa pertanyaan utama yang ingin Anda jawab? 
  • Pertanyaan spesifik apa yang akan Anda tanyakan untuk menjawab pertanyaan utama? 

Bagaimana Anda akan melakukan penelitian?

  • Apakah Anda akan melakukan penelitian ini sendiri atau melibatkan orang atau pihak lain? 
  • Sudahkah Anda memberikan rincian lengkap dari setiap tugas atau peran orang lain yang ingin Anda ajak atuau terlibat dalam penelitian ini? 
  • Siapa saja yang menjadi target dalam penelitian ini? 
  • Berapa banyak narasumber yang ingin Anda wawancarai? 
  • Di mana penelitian ini akan dilakukan? 
  • Akankah peserta diberi tahu dengan jelas dan lengkap tentang tujuan penelitian Anda? 
  • Bagaimana cara Anda melakukan penelitian ini? 
  • Apakah Anda memiliki lembar informasi dan formulir persetujuan untuk para narasumber yang terlibat? 
  • Siapa yang akan mendanai penelitian Anda? 

Jadwal Penelitian

  • Kapan penelitian Anda akan dimulai dan kapan selesai? 
  • Apakah ada tahapan tertentu, misalnya tahap uji coba penelitian. Jika ya, apa saja? 
  • Apakah jadwalnya realistis? 
  • Apakah jadwal penelitian dipengaruhi oleh kendala eksternal atau tenggat waktu tertentu? 
  • Bagaimana Anda akan memberikan update informasi secara rutin beserta laporan kemajuan? Kepada siapa Anda akan memberikannya? 

Metodologi

  • Jenis data apa yang akan Anda kumpulkan, misalnya apakah Anda berniat untuk melakukan penghitungan statistik, wawancara langsung dengan narasumber, atau campuran keduanya? 
  • Apa metode utama yang akan Anda gunakan untuk melakukan penelitian, misalnya kuesioner, wawancara tatap muka, fokus grup diskusi, ulasan makalah, dll.? 
  • Bagaimana cara Anda akan memilih sampel? 
  • Bagaimana cara Anda mengambil sampel? 
  • Bagaimana cara Anda akan mengumpulkan data? 
  • Apakah ada biaya yang dikeluarkan untuk narasumber dan pihak lain yang terlibat? 

Isu terkait etika

  • Apakah ada potensi risiko atau bahaya bagi responden, narasumber, atau diri Anda sendiri? Jika ya, apa potensi risikonya dan apa yang akan Anda lakukan untuk menguranginya? 
  • Bagaimana Anda akan mendapatkan informed consent? 
  • Jika persetujuan tidak dapat diberikan, apa yang akan Anda lakukan? 
  • Bagaimana penelitian Anda akan sesuai dengan kesempatan yang sama? 
  • Bagaimana responden dan narasumber diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan? 
  • Bagaimana cara Anda menangani keluhan responden yang ditujukan kepada Anda? 
  • Bagaimana cara Anda menangani masalah sensitif atau kriminal yang mungkin muncul selama penelitian? 
  • Dukungan tindak lanjut apa yang akan tersedia bagi narasumber ketika mereka membutuhkannya? 
  • Apa yang akan Anda lakukan jika fokus proyek penelitian Anda bergeser atau berubah secara substansial dari proposal? 

Proteksi data

  • Apakah Anda akan menggunakan alat rekam audio atau video? 
  • Bagaimana Anda akan memahami atau menganalisis data? 
  • Bagaimana data akan disimpan? 
  • Berapa lama data akan disimpan? 
  • Bagaimana data akan dibuang atau dihapus? 
  • Bagaimana Anda akan memastikan kerahasiaan dan anonimitas data? 
  • Siapa yang akan memiliki kepemilikan tertinggi atas data? 

Diseminasi

  • Dalam bentuk apa temuan Anda akan disajikan, misalnya laporan tugas akhir, presentasi makalah, artikel jurnal, dll? 
  • Bagaimana Anda akan menyebarluaskan temuan Anda? 
  • Kepada siapa Anda akan menyebarluaskan temuan Anda? 
  • Bagaimana Anda memastikan anonimitas responden dalam setiap publikasi? 
  • Milik siapa penelitian ini dan apakah Anda memikirkan tentang hak kekayaan intelektual dari hasil penelitian Anda?

Kesalahan apa yang sering terjadi saat penulisan proposal penelitian?

Topik penelitian terlalu luas

Salah satu masalah paling umum yang sering kita lihat dalam proposal penelitian adalah topik penelitian yang terlalu luas. Dengan kata lain, fokus penelitian tidak dibatasi dengan cukup ketat (atau tidak didefinisikan dengan cukup jelas) sehingga menghasilkan proposal yang tidak jelas arahnya atau mengambil terlalu banyak porsi.

Masalah lain yang seringkali terjadi adalah mahasiswa memiliki topik yang lebih abstrak dalam pikiran mereka, tetapi mereka tidak mengartikulasikannya dengan baik dalam proposal mereka. Hal ini sering mengakibatkan proposal ditolak karena topiknya dianggap terlalu luas. Dengan kata lain, penting untuk memastikan Anda tidak hanya memiliki fokus yang jelas dan tajam untuk penelitian Anda, tetapi Anda juga mengomunikasikannya dengan baik dalam proposal. Pastikan Anda telah mengulas secara detil apa, siapa, dan kapan dalam cakupan penelitian Anda sehingga topik Anda terdefinisi dengan baik.

Tujuan, sasaran, dan pertanyaan penelitian yang tidak selaras

Masalah umum lainnya yang sering ditemui pada proposal penelitian yang lemah adalah ketidakselarasan antara tujuan dan sasaran penelitian, serta dengan rumusan masalah pertanyaan penelitian. Terkadang ketiganya tidak selara; terkadang hanya ada satu bagian yang tidak cocok. Ketiga elemen ini harus saling terkait erat karena jika tidak, dapat menyebabkan penolakan proposal.

Mahasiswa terkadang tidak benar-benar memahami perbedaan antara sasaran atau manfaat penelitian (tujuan yang lebih luas dan berdampak dari sebuah penelitian), tujuan penelitian (bagaimana Anda akan mencapai manfaat penelitian tersebut) dan pertanyaan penelitian (pertanyaan spesifik yang akan Anda jawab dalam studi Anda). Jadi, saat Anda menyiapkan proposal, pastikan Anda memahami dengan jelas perbedaannya dan pastikan semuanya selaras satu sama lain.

Topik penelitian tidak dijustifikasi dengan baik

Sebuah topik penelitian yang baik perlu dijustifikasi dengan baik untuk meyakinkan kampus, terutama program studi Anda untuk menyetujui penelitian Anda. Justifikasi yang buruk dari topik penelitian adalah alasan umum untuk proposal ditolak.

Jadi, bagaimana Anda menjustifikasi penelitian Anda?

Agar topik penelitian dapat dijustifikasi dengan baik, Anda perlu menunjukkan orisinalitas dan urgensinya.

Orisinalitas berarti penelitian yang Anda usulkan adalah baru atau setidaknya baru dalam konteksnya (misalnya, dalam lingkup atau lokasi tertentu). Meskipun sebenarnya, tingkat kebaruan ini akan bervariasi tergantung pada institusi, program, dan tingkat studi Anda (misalnya Magister atau Doktor), penelitian Anda akan selalu perlu memiliki tingkat orisinalitas tertentu. Dengan kata lain, Anda tidak dapat meneliti sesuatu yang telah diteliti sebelumnya.

Sederhananya, penelitian Anda perlu muncul dari celah literatur (research gap) yang ada. Untuk melakukan ini, Anda perlu mencari tahu apa yang hilang dari kumpulan pengetahuan saat ini (dengan melakukan tinjauan literatur secara cermat) dan memposisikan penelitian Anda sendiri untuk mengisi celah itu.

Urgensi adalah faktor kedua. Hanya karena suatu topik unik, tidak berarti itu penting. Anda harus dapat menjelaskan apa manfaat dari melakukan penelitian yang Anda usulkan. Siapa yang akan diuntungkan? Bagaimana mereka mendapat manfaat? Bagaimana pengetahuan yang baru dikembangkan dapat digunakan di dunia, baik di dunia akademis atau industri?

Jadi, ketika Anda menulis proposal penelitian Anda, pastikan Anda telah dengan jelas mengartikulasikan orisinalitas dan urgensi penelitian yang Anda usulkan, atau Anda akan berisiko mengajukan proposal yang tidak meyakinkan.

Penelitian dengan landasan teori yang lemah

Seperti yang saya sebutkan di poin sebelumnya, topik penelitian Anda perlu muncul dari penelitian yang ada. Dengan kata lain, penelitian Anda perlu mengisi celah yang jelas dalam literatur – sesuatu yang belum diteliti secara memadai, atau yang tidak memiliki penelitian dalam konteks tertentu.

Untuk meyakinkan kampus Anda bahwa topik Anda akan mengisi celah dalam penelitian, proposal Anda harus memiliki landasan teoretis yang kuat. Dengan kata lain, Anda perlu menunjukkan bahwa Anda telah melakukan bacaan yang diperlukan dan terbiasa dengan penelitian yang ada. Untuk melakukan ini, Anda perlu memberikan ringkasan terpadu dari penelitian yang ada dan menyoroti (dengan jelas) kesenjangan teoretis yang ada.

Beberapa tanda umum dari landasan teoretis yang lemah meliputi:

  1. Kurangnya sumber referensi secara umum dan ketergantungan pada opini dan pendapat pribadi, daripada memanfaatkan literatur akademis.
  2. Gagal untuk mengutip dan mendiskusikan studi-studi yang ada dan literatur utama di area topik tersebut.
  3. Sangat bergantung pada sumber referensi yang berkualitas rendah, seperti postingan blog, situs web pribadi, opini, dll.
  4. Sangat bergantung pada sumber-sumber usang dan tidak menggabungkan hasil-hasil penelitian yang lebih baru.

Meskipun umumnya, Anda tidak diwajibkan untuk melakukan tinjauan literatur yang komprehensif pada tahap proposal, namun akan lebih baik jika Anda mampu menjustifikasi topik Anda dengan menunjukkan studi-studi yang ada selama ini (kesenjangan literatur). Jadi, pastikan Anda meluangkan waktu untuk mengembangkan pemahaman yang baik tentang keadaan pengetahuan saat ini di topik yang Anda teliti, dan pastikan Anda mengomunikasikan pemahaman itu dalam proposal Anda dengan membangun justifikasi atau pembenaran topik Anda di atas dasar literatur yang kredibel.

Desain penelitian tidak diartikulasikan dengan cukup baik (atau tidak praktis)

Setelah Anda membuat argumen yang kuat mengenai penelitian Anda, hal berikutnya yang perlu dijawab oleh proposal penelitian Anda adalah “bagaimana” – dengan kata lain, desain dan metodologi penelitian yang Anda maksudkan.

Masalah umum yang sering ditemukan adalah mahasiswa tidak memberikan detail yang cukup di bagian ini. Ini sering kali karena mereka tidak benar-benar tahu persis apa yang akan mereka lakukan dan berencana untuk "mencari tahu nanti" (setelah mereka benar-benar menjalani proses penelitian). Akan tetapi, terkadang itu terjadi hanya karena kasus pengungkapan ide ke dalam tulisan yang kurang baik. Artinya, mereka sebenarnya telah memiliki desain yang jelas dalam pikiran mereka, tetapi mereka belum mewujudkan rencana mereka.

Apapun alasannya, proposal penelitian yang kurang detail khususnya mengenai desain penelitian berisiko besar ditolak. Ini karena kampus ingin melihat bahwa Anda memiliki rencana yang jelas, matang, dan praktis untuk mencapai tujuan penelitian Anda dan menjawab pertanyaan penelitian Anda.

Minimal, Anda harus memberikan detail mengenai hal-hal berikut:

  • Filosofi penelitian – kumpulan keyakinan yang menjadi dasar penelitian Anda (positivisme, interpretivisme, pragmatisme, dlsb.)
  • Pendekatan penelitian – metode yang lebih luas yang akan Anda gunakan (induktif, deduktif, kualitatif dan kuantitatif)
  • Strategi penelitian – bagaimana Anda akan melakukan penelitian (misalnya, eksperimental, tindakan, studi kasus, dll.)
  • Teknik dan prosedur – metode pengumpulan data yang Anda inginkan, teknik analisis data, strategi pengambilan sampel, dll.

Penulisan yang buruk dan presentasi tampilan yang tidak rapi

Seperti halnya dokumen yang lain, penulisan yang buruk dan presentasi tampilan yang tidak rapi dapat mengurangi poin proposal penelitian Anda. Penulisan dan presentasi yang buruk mungkin tidak akan mengakibatkan proposal Anda ditolak, namun akan memberikan kesan negatif mengenai kualitas keseluruhan pekerjaan Anda.

Masalah utama yang sering ditemukan:

  • Tulisan tanpa arah atau melompat-lompat – misalnya, tulisan yang melompat dari satu bagian atau paragraf ke bagian lain dengan aliran dan kepaduan gagasan yang buruk, tidak adanya kihesivitas antar paragraf, dll.
  • Pembentukan argumen yang buruk – misalnya, kurangnya premis dan kesimpulan, kesimpulan yang terputus dan penalaran yang buruk.
  • Bahasa yang tidak formal – misalnya, menggunakan gaya yang sangat informal atau santai, bahasa gaul, dll).
  • Masalah tata bahasa dan ejaan, serta penggunaan bahasa yang tidak konsisten.
  • Masalah referensi – misalnya, kurangnya referensi atau format penulisan daftar pustaka yang salah.
  • Keterangan tabel dan gambar – misalnya, kurangnya keterangan, sumber kutipan, nomor gambar dan tabel, dll.
  • Visual dan diagram berkualitas rendah.

Kabar baiknya adalah kendala-kendala teknis semacam ini dapat diselesaikan dengan berbantuan aplikasi. Silakan cek artikel ini untuk mengetahui aplikasi-aplikasi apa saja yang dapat membantumu dalam proses penulisan proposal hingga pelaksanaan penelitian.

Meskipun demikian, saya sangat menyarankan Anda untuk mengedit dan mengoreksi proposal Anda sebelum dipresentasikan atau diserahkan kepada dosen pembimbing Anda. Merupakan ide yang baik jika Anda meminta seorang teman untuk meninjau proposal Anda. Saya yakin, Anda akan banyak mendapatkan masukan dari cara ini karena seringkali ada blindspot ketika kita membaca tulisan kita sendiri.

Perencanaan proyek yang buruk

Proposal penelitian yang kuat harus praktis dan dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, rencana proyek yang diartikulasikan dengan baik merupakan bagian penting dari proposal penelitian yang kuat.

Pada umumnya, perencanaan proyek penelitian terangkum dalam jadwal penelitian. Sayangnya, seringkali timeline ini tidak disusun secara detil per tanggal. Biasanya hanya dicantumkan kegiatan per minggu. Akan lebih baik jika Anda merinci setiap tugas yang terlibat dalam proses penelitian Anda. 

Yang paling penting di sini adalah bersikaplah realistis – segala sesuatunya hampir selalu memakan waktu lebih lama dari yang Anda harapkan, terutama jika Anda seorang peneliti pertama kali.


Tidak mengikuti panduan penulisan

Seringkali mahasiswa tidak mempelajari dengan seksama panduan penulisan proposal dan/ tugas akhir. Mereka hanya mempelajarinya secara singkat dan shortcut dari penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya.

Padahal, setiap kampus memiliki panduan tersendiri yang terkadang ada bagian-bagian tertentu yang berbeda, misalnya ada bagian tambahan atau struktur dan format yang sangat spesifik (termasuk jenis dan ukuran fon). Jadi, Anda harus sangat memperhatikan kriteria khusus yang telah ditetapkan universitas Anda.

Biasanya, kampus akan menyediakan buku panduan penulisan penelitian. Jadi, pastikan untuk mempelajari dokumen ini secara menyeluruh dan meminta kejelasan dari pengelola fakultas atau prgram studi jika Anda tidak yakinpada bagian-bagian tertentu. Beberapa universitas juga bahkan menyediakan panduan ini dalam bentuk template. Perhatikan baik-baik struktur spesifik yang diinginkan serta persyaratan pemformatan (seperti font, spasi baris, ukuran margin, format referensi, dll.).

Salindia materi

Nah, berikut ini adalah salindia materi yang akan saya sampaikan pada acara seminar akademik "Strategi Menyusun Skripsi" pada hari Rabu, 26 Januari 2022 yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Widya Dharma Klaten. Untuk paparan materi dalam format PDF silakan klik di tautan ini satu hari setelah acara selesai.
Mengapa Proposal Skripsiku Ditolak? oleh Eric Kunto Aribowo

Evaluasi mandiri

Anda dapat menggunakan ceklis berikut untuk mengidentifikasi seberapa siap proposal penelitian yang telah Anda susun.

Dosen, kadang ngerjain riset, kadang ngisi acara atau pelatihan, namun seringnya berimajinasi.