Workshop Researcher Digital ID: Urgensi dan Optimalisasi
![]() |
| Sumber: erickunto.com |
Pengantar
Prasyarat peserta
Peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan menyiapkan dokumen berikut dalam rangka kelancaran dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Dokumen yang harus disiapkan antara lain:
- Foto close up dalam format jpeg atau PNG dengan ukuran di bawah 1 MB;
- Biografi singkat yang mencakup nama dan gelar, afiliasi, riset yang diminati, dan publikasi terakhir;
- Daftar pengembangan diri mencakup sertifikasi, kursus, narasumber, maupun peserta kegiatan ilmiah;
- Daftar lengkap publikasi, baik berupa teks maupun format RIS dan BibTex (tutorial ada di salindia bagian akhir)
Pendaftaran kegiatan
Jika Anda tertarik mengikuti kegiatan ini, silakan melakukan pendaftaran melalui bit.ly/researcherdigitalid. Acara akan berlangsung Selasa (25/5/2021) mulai pukul 08.30 WIB.
Salindia
Materi dan/ salindia ini sebelumnya pernah dipaparkan pada acara serupa di IAIN Purwokerto pada 24 Maret 2021. Konten-konten maupun informasi mutakhir diberi tanda khusus pada tayangan.
Researcher Digital ID oleh Eric Kunto AribowoFile PDF dapat diunduh satu hari setelah acara berlangsung melalui tautan ini.
Survei pra kegiatan
Saya sangat berharap Anda mengisi survei singkat berikut ini. Hasil survei ini akan ditampilkan pada saat acara berlangsung. Anda dapat mengisi nama Anda dengan inisial untuk menjaga data privasi Anda. Selain itu, setelah Anda membaca dan mencermati salindia di atas, Anda dimungkinkan mengajukan pertanyaan sebelum acara berlangsung. Daftar pertanyaan beserta jawaban akan saya arsipkan (dari pertanyaan yang diajukan) di artikel ini setelah acara berlangsung. Silakan sampaikan pertanyaan Anda melalui tombol di bawah.
Tanya-Jawab
Dewi Moelyaningrum: Saya sudah memiliki orcid, publikasi juga sudah ada. Namun, kenapa masih kosong belum terisi ya?Jawab: Informasi isian di WORK pada ORCID dapat dilakukan dengan beberapa cara (1) integrasi dengan platform lain, misal memasukkan link artikel, DOI, integrasi Scopus, dlsb (2) dan input secara manual. Sering kali memang penulis Indonesia hanya memiliki akun ORCID tanpa memaksimalkannya. Padahal, isian di ORCID bisa berupa:
- biography, brief description of your research career and interests
- employment is a formal employment relationship with an organization
- education is participation in an academic higher education program to receive an undergraduate, graduate, or other degree; and qualification is participation in a professional or vocational accreditation, certification, or training program
- invited positions is an invited non-employment affiliation, e.g. honorary fellow, guest researcher, emeritus professor; and distinctions is an honorary or other award, distinction, or prize in recognition of your achievements
- membership is membership in a society or association; and service is a significant donation of time, money, or other resource
- funding, information about funding grants you have received
- works, information about works you have published
Jawab: Saat ini, akun atau ID yang wajib dimiliki dosen dan/ peneliti adalah SINTA. Dari akun ini kita akan memiliki SINTA ID. Data SINTA memanfaatkan platform: Google Scholar (via profil GS), Scopus (via Scopus ID), Web of Science (via ResearcherID atau Publons ID), Garuda (via Garuda ID). Dengan demikian, masing-masing penulis harus memiliki akun di platform-platform tersebut jika ingin semua rekam jejak kinerja dapat ditampilkan di SINTA. Untuk link tutorial pembuatan dapat diakses di https://wke.lt/w/s/numBow.
Jawab: SINTA tidak menarik data dari ResearchGate. Meskipun di RG ada informasi metrik (jumlah pembaca, jumlah kutipan, dan h-indeks) sebenarnya itu metrik semu yang tidak diakui oleh komunitas ilmiah. Inilah sebabnya, SINTA tidak menggunakan data dari RG dan/ Academia karena kedua platform ini fungsi utamanya adalah sebagai social networking.
Jawab: Saya belum pernah mendapati kasus sebagaimana yang Anda tanyakan. Meskipun demikian, akun-akun dari platform yang saya sebutkan di atas memang bisa dibuat oleh pengguna lain. Misalnya, seseorang juga memungkinkan untuk membuat aku pemilik lain (akun kita misalnya). Kita tidak dapat mengantisipasi hal tersebut. Namun, saran saya pastikan akun kita selalu uptodate dan menyajikan informasi terkini sehingga meskipun (misalnya) publik menemukan beberapa akun kita dengan nama yang sama, mereka bisa membandingkan akun mana yang lebih lengkap, informatif, dan terkini. Tentunya, akun tersebut adalah akun yang dikelola oleh pemilik asli. Kasus lain yang saya temui adalah ada beberapa riwayat publikasi yang sebenarnya bukan milik penulis tersebut (hal ini marak terjadi di profil Google Scholar).
Untuk mengamankan akun-akun yang kita buat, saran saya:
- lengkapi data pada akun ORCID Anda. Sebagian besar platform terintegrasi dengan ORCID
- jika ingin mendaftarkan akun, daftar via ORCID. Saya tidak menyarankan Anda melakukan registrasi melalui FACEBOOK. Lebih baik Anda mengisi secara manual satu per satu.
- lengkapi kata sandi dengan kombinasi: huruf, angka, dan karakter unik
Jawab: Reseacher ID adalah ID akademisi seperti ORCID, Publons ID, Scopus ID, dlsb. Jika yang Anda maksud adalah ReseacherID ini adalah ID yang dikelola oleh Clarivate Analytics. Jadi, researcher id > istilah sedangkan ReseacherID > trademark. Jika link akun Publons tidak aktif coba cek pada Setting lalu centang pada Profile Display. Pastikan riwayat publikasi Anda sudah masuk ke dalam rekaman Publons. Terkait cara integrasi Publons dan ORCID silakan login ke Publons lalu pilih Setting > Account lalu klik Connect pada ikon ORCID.
Jawab: Informasi yang terekam di Publons adalah aktivitas peneliti terkait peer-review. Jika dicek pada tautan ini misalnya, Anda akan mendapati bahwa peneliti tersebut telah melakukan review di beberapa berkala ilmiah. Namun jika Anda klik masing-masing nama jurnal tersebut, tidak ditampilkan judul-judul artikel mana yang direview (untuk beberapa jurnal yang melakukan open peer-review judul-judul artikel mungkin akan ditampilkan). Untuk tren peer-review saat ini sebenarnya mulai mengarah open peer-review; di mana penulis dan peninjau sama-sama mengetahui serta hasil tinjauannya terbuka untuk publik. Dengan sistem ini, kita dapat belajar bagaimana proses review terjadi. Ini juga mengantisipasi munculnya abuse of power yang dilakukan oleh reviewer.
- contoh jurnal dengan sistem open peer-review [klik di sini]
- contoh komentar reviewer yang dibuka untuk publik [klik di sini]
Nikson Sitorus: Yth. Bpk. Eric Kunto: 1) Apakah nanti peran seseorang dalam contributorship dalam sebuah tulisan itu akan mempengaruhi besar angka kredit yang diperolehnya? selama ini kita hanya bagi sebagai contributor Utama dan contributor anggota. trims
Mohamad Afrizal: bagaimanakah cara meningkatkan h index untuk peneliti pemula seperti saya?

1 komentar